Inisiatif Mengumpulkan 20 Liter Air Perhari Untuk Dibawa Pulang Kerumah

Wahana TV

Jumat, 09 Feb 2024 16:15 WIB

Wahana TV | Ketika Chisa Terashita membuka kran dapurnya, tidak ada yang terjadi. Ini sudah seperti itu sejak gempa Tahun Baru merusak rumahnya di kota pantai Suzu, di Semenanjung Noto yang terpencil di Jepang.

Kami mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Ini menjadi semacam kebiasaan. Dengan satu cara atau lainnya, kami akan melewati ini. Kami tidak punya pilihan selain melewati ini.

Sebulan setelah gempa bumi berkekuatan 7,6 melanda pantai barat Jepang, puluhan ribu rumah masih belum memiliki air mengalir, membuat para korban berjuang melawan kondisi dingin dan tidak higienis.

Beberapa wilayah di Semenanjung Noto mungkin tidak akan memiliki air kembali selama dua bulan ke depan, kata pemerintah Prefektur Ishikawa. Ini menambah risiko bagi mereka yang tinggal di pusat evakuasi yang sempit, di mana otoritas mengatakan infeksi saluran pernapasan dan gastroenteritis telah terdeteksi.

Yoshio Binsaki adalah salah satu warga yang mengumpulkan tangki air 20 liter untuk dibawa pulang. Kami sebagian besar menggunakan air untuk toilet. Karena tidak ada air di rumah, kami tidak bisa mencuci pakaian atau mandi. Gempa ini menjadi gempa terdahsyat di Jepang dalam delapan tahun, menelan lebih dari 230 nyawa.

Ini juga merusak 44.000 rumah sepenuhnya atau sebagian. Sementara 40.000 rumah tidak memiliki air mengalir, lebih dari 13.000 penduduk tinggal di pusat evakuasi, menurut pemerintah Ishikawa. Dingin yang amat sangat juga menjadi tantangan, terutama bagi puluhan warga yang tidur di mobil mereka setelah rumah mereka hancur.

Lebih dari 900 kematian akibat gempa Kobe yang menghancurkan pada tahun 1995 terjadi setelah gempa, sebagian disebabkan oleh penyebaran flu dan kurangnya perawatan medis di pusat evakuasi, menurut para ahli kesehatan masyarakat.

Tag:

Youtube Infotaiment Viral Berita NEWS Wahanatv Wahananews
Video Lainnya