Wahana TV | Jepang menghadapi kejutan ekonomi dengan PDB turun 0,4% pada tingkat tahunan selama kuartal Oktober hingga Desember, menandai kuartal kedua berturut-turut mengalami kontraksi, atau resesi.
Konsumsi pribadi, yang menyumbang lebih dari setengah aktivitas ekonomi, turun 0,2%, sementara belanja modal perusahaan juga menurun, menciptakan dilema bagi Bank of Japan yang diharapkan akan mengurangi suku bunga negatif.
Negara ini menghadapi kejutan ekonomi setelah data pada hari Kamis menunjukkan bahwa Jepang terperosok ke dalam resesi, mengalami penurunan 0,4% pada tingkat tahunan selama kuartal Oktober hingga Desember.
Analisis awal mengharapkan peningkatan yang solid, namun kenyataannya, ini adalah kuartal kedua berturut-turut yang mengalami kontraksi, yang secara umum didefinisikan sebagai resesi. Konsumsi pribadi, yang memberikan kontribusi lebih dari setengah aktivitas ekonomi, turun 0,2%, sementara belanja modal perusahaan juga mengalami penurunan.
Namun, terdapat peningkatan yang solid dalam ekspor yang tidak mampu menutupi dampak negatif dari sektor konsumen dan bisnis. Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa kuartal ini juga dapat mengalami kontraksi, terutama dengan dampak pasca-gempa Jepang pada Tahun Baru.
Dalam konteks ini, Bank of Japan berada dalam dilema baru. Bank sentral diharapkan untuk mulai mengurangi suku bunga negatif dalam beberapa bulan mendatang, namun hasil data ini membuat keputusan tersebut semakin sulit. Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menyatakan bahwa ia ingin melihat tanda-tanda kenaikan upah mendorong konsumsi sebelum bertindak.
Indeks saham Nikkei Jepang naik sekitar 1% setelah data tersebut, menunjukkan bahwa beberapa pedagang berspekulasi bahwa suku bunga akan tetap rendah lebih lama dari yang sebelumnya diharapkan. Beberapa ekonom bahkan memprediksi bank sentral mungkin harus menurunkan proyeksi PDB secara tajam.
Jepang Terperosok ke Dalam Resesi: PDB Turun Kuartal Kedua Berturut-turut
Wahana TV
Rabu, 28 Feb 2024 10:00 WIB
Tag: