Wahana TV | Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas akibat Topan Super Rai yang melanda sejumlah wilayah di Filipina.
Tak hanya itu, lebih dari 300.000 orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai melanda wilayah selatan dan tengah nusantara.
Baca Juga:
Batal, Kerjasama Eksplorasi Energi Filipina-China
Badai itu memutus komunikasi dan listrik di banyak daerah, merusak atap, menjatuhkan tiang listrik beton, dan membanjiri desa.
Arthur Yap, gubernur tujuan wisata populer Bohol mengatakan, wali kota di pulau yang hancur itu sejauh ini melaporkan 72 kematian di kota mereka. Petugas informasi provinsi Jeffrey Crisostomo mengatakan, sepuluh orang juga tewas di Kepulauan Dinagat.
Hal ini membuat jumlah keseluruhan kematian yang dilaporkan menjadi 108. Angka tersebut juga menjadikannya salah satu topan paling mematikan yang melanda negara itu.
Baca Juga:
Sara Duterte-Carpio Dilantik Jadi Wapres Filipina ke-15
Topan Super Rai menerjang negara itu pada Kamis lalu dengan kecepatan angin 195kmh. Ribuan personel militer, polisi, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah.
Penjaga pantai dan kapal angkatan laut yang membawa makanan, air dan pasokan medis sedang dikirim. Sementara alat berat seperti backhoe dan front-end loader sedang dikirim untuk membantu membersihkan jalan yang terhalang oleh tiang listrik dan pohon yang tumbang.
"Ini akan menjadi jalan yang panjang dan sulit bagi orang-orang untuk membangun kembali dan mengembalikan kehidupan mereka ke jalurnya," kata Alberto Bocanegra, kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Filipina dilansir dari Channel News Asia, Senin, 20 Desember 2021.
Foto udara yang dibagikan oleh militer menunjukkan kerusakan parah di kota General Luna di Siargao. Wilayah itu banyak peselancar dan turis berkumpul menjelang Natal.
Gubernur Dinagat Arlene Bag-ao mengatakan, kerusakan pulau itu mengingatkan Topan Super Haiyan pada 2013. Haiyan adalah topan paling mematikan yang pernah tercatat di negara itu, menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang.
Filipina merupakan salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim. Negara itu dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya merusak panen, rumah, dan infrastruktur di daerah yang sudah miskin. [Tio]