Wahana TV | Sejumlah fasilitas strategis di Kazakhstan kini berada di bawah penjagaan aliansi militer pimpinan Rusia.
Kantor Kepresidenan mengkonfirmasi kabar tersebut untuk memulihkan ketertiban setelah dilanda kerusuhan paling mematikan dalam 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan.
Baca Juga:
Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia 2022: Tim Putra dan Putri Kompak Menang
Seperti dilansir Reuters, Minggu (9/1/2022) selama 1 minggu terakhir, kondisi Kazakhstan mencekam dengan belasan orang terbunuh, ribuan ditahan dan gedung-gedung publik dibakar habis.
Kondisi ini mendorong Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati di tempat kepada orang-orang yang dituduhnya sebagai 'bandit dan teroris'.
"Sejumlah fasilitas strategis telah berada di bawah perlindungan kontingen penjaga perdamaian dari negara-negara anggota CSTO," demikian pernyataan kantor kepresidenan tanpa menjelaskan jenis fasilitas apa yang dimaksud.
Baca Juga:
Ramalan Presiden Belarusia: Ukraina Bakal Gabung dengan Rusia
Pemerintah mengatakan 5.800 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan itu, termasuk warga negara asing. Dikatakan situasi telah stabil di semua wilayah.
Diketahui kerusuhan memanas di Kazakhstan bermula dari aksi-aksi demonstrasi sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar. Aksi memanas setelah membentuk gerakan luas melawan pemerintah Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.
Dalam kerusuhan tersebut, Mantan kepala intelijen Kazakhstan dan Perdana Menteri dua periode Karim Massimov telah ditangkap karena dicurigai melakukan makar.